Siapa yang tidak kenal dengan
cinta? Cinta tumbuh dan berkembang disetiap hati anak manusia. Cinta tak kenal
masa, usia, tempat dan situasi. Cinta bisa hadir kapan saja. Cinta bisa membuat
senang tapi kadang kala cinta malah membuat sengsara. Ada apa dengan cinta? Tak
satu pun makhluk yang selalu berbuat khilaf, bernama manusia, mampu menjabarkan
secara logis apa itu cinta?
Yang mengherankan adalah cinta yang
hinggap di hati anak Adam yang tidak mampu dikendalikan. Jujur saja, tak ada
yang bisa dilakukan bila virus cinta menyerang. Antivirus secanggih dan
se-update apapun takkan mampu menghilangkannya, kecuali atas izin ALLAH Ta’ala.
Pepatah
mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati.
Cinta yang bersarang didiri ini
ternyata tidak serta merta tumbuh dan berkembang. Sebelumnya cinta hanya berupa
benih gersang yang luput dari pusat perhatian. Rupanya, ada asap ada api, diri
inilah yang menciptakan pintu agar cinta bisa masuk. Diri inilah sendiri yang
memupuk dan meyirami benih cinta nan gersang yang akhirnya menjadi virus yang
memakan hati. Betapa ironis hal yang disangka mampu membuat senang ternyata
membuat sengsara.
Sejak awal, suara merdu dan
mendayu-dayu inilah yang memancing laki-laki untuk memperhatikan kita. Tak
tercelakkan lagi bahasa tubuh yang manja dan manis membuat laki-laki itu
mendekati kita. Perhatian yang tulus, rasa simpati yang berlebihan, rasa
penasaran yang tidak wajar, membuat lingkaran kecil antara kita dan laki-laki
itu. Tak jarang atas nama dakwah ilallah pembuat hubungan laki-laki itu semakin
intens. Lalu apa buah yang bisa di petik dari hubungan yang bahkan belum halal
untuk dirasakan? Masih mending bilamana hubungan tersebut suci dan berakhir di
pelaminan tetapi bila tidak, nasi telah menjadi bubur, jangankan rasa malu, rasa
menyesal pun akan hinggap di diri ini.
Untuk hikmah itulah Allah Ta’ala
berfirman dalam
Qs. An Nurayat31,
Katakanlah kepada wanita yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya. Dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau
budak-budak yang mereka miliki atau pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian pada ALLAH, hai orang-orang
beriman supaya kamu beruntung.
Post a Comment
Jangan pergi begitu saja. Setidaknya, silakan berkomentar dulu ya!
Syukran wa Jazakumullahu Khair.