Sore ini, senja nampak begitu
indahnya. Cahaya remang-remang mengantarkan matahari sembunyi diperaduannya
hingga akhirnya malam pun datang. Beginilah hari-hari berjalan. Saat demi saat
berganti. Diri kita berpindah dari pagi ke petang. Dan dari petang hingga pagi
kembali.
Sudah terlalu banyak hari yang kita
lewati. Dan cukup banyak umur yang telah kita habiskan. Namun teramat sedikit
diantara kita yang mau berhenti sejenak dari kelalaiannya dan angan-angan panjangnya,
untuk bermuhasabah. sehingga kita dapat menatap jernih lembaran hari-hari kita.
Dengan apa kita memulainya? Dan dengan apa kita menutupnya?
Memang benar, umumnya manusia tidak
pandai dalam mengatur waktunya. Padahal, tidaklah hari-hari berlalu, melainkan
ada malaikat yang mencatat segala perbuatan kita,
“dan sesungguhnya bagi kamu ada
(malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah)
dan yang mencatat (perbuatanmu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Al
infithar 10-12)
Maka, kelak, jiwa-jiwa akan dihisab, dan setiap amal akan
dipertanggungjawabkan.
Bakr Al Munzi berkata,
“tidak ada satu haripun yang
dikeluarkan Allah di dunia, kecuali berkata, “wahai anak Adam, manfaatkanlah
aku. Karena mungkin saja tidak ada lagi hari buatmu setelahku. Dan tidaklah ada
malam, kecuali berseru, “wahai anak adam, manfaatkanlah aku. Karena mungkin
saja tidak ada lagi malam bagimu setelah aku.”
Sa’id bin Jubair berkata “setiap
hari yang dimiliki seorang muslim adalah ganimah.”
Begitulah orang-orang shalih yang
sadar terhadap hari-harinya. Mereka ingin sekali hari-harinya habis dalam
ketaatan kepada Allah. Menjadikan hari sebgai ladang menuai pahala, dan
menjadikan hari sebgai kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki kesalahan sebelum
ajal menghadang.
Lalu bagaimana dengan kita, kawan? Apakah
kita akan terus lalai padahal kita tahu kematian akan menggerogiti diri ini? Adakah
yang telah kita persiapkan untuk menghadapi hari dimana kita akan bersendirian
di dalam kubur kita yang gelap?
Ketahuilah, bahwa dalam hari-hari
kita, ada kesempatan. Sungguh, pintu-pintu kebaikan terbuka lebar dan tak
terhitung. Maka manfaatkanlah dan jangan menunda-nunda kebaikan hingga hari
esok. Mungkin hari esok akan hadir, namun engkau telah tiada.
berbekallah! Jangan isi lembaran hari-hari kita kecuali dengan sesuatu yang
bisa membahagiakan kita kelak, ketika melihatnya. Mulailah hari dengan
kebaikan, dan tutuplah dengan kebaikan. Dengan begitu, insyaAllah bahagia kan
menjelang.
+ komentar + 7 komentar
Masya Allah... :D
Subhanallah... :D
Masya Allah... :D
keren blognya fum :)
Syukran.. Dukungan dan do'a akhawat sekalian memberi kami semangat untuk terus mengadakan perbaikan..
MasyaAllah....
assalamu'alaikum
infonya luar biasa, salam kenal, sy dari Universitas Mataram yang nyasar ke sini... hehe
luar biasa
lanjutkan blognya :)
Post a Comment
Jangan pergi begitu saja. Setidaknya, silakan berkomentar dulu ya!
Syukran wa Jazakumullahu Khair.